“Andrea, saya mendapat penawaran untuk bukumu dari Farrar Straus and Giroux (FSG) – penerbit terbaik di New York! Saya rasa sebentar lagi akan berdatangan juga tawaran dari penerbit di Inggris. Kita perlu bicara!”
Kalimat di atas adalah terjemahan surat elektronik yang dikirim Kathleen Anderson, agen Andrea Hirata di Amerika Serikat. Seakan tak percaya, Andrea sejenak hanya terpana. Berulang kali ia baca kalimat singkat namun maha dahsyat itu. Akhirnya, penulis Laskar Pelangi ini hanya bisa mengucap satu kata, ‘Alhamdulilah’.
Senyum pun merekah dari bibirnya. Meski begitu, rasa takjub dan tak percaya masih saja membongkah di dadanya. Bagaimana tidak, ia akan berada dalam satu penerbitan dengan salah satu sastrawan dunia favoritnya, Pablo Neruda. Tak hanya itu, Sarah Crichton, editor buku Long Way Gone karya Ishmael Beah, salah satu buku terbaik dunia, juga bersiap menjadi editor dalam bukunya. Keistimewaan lainnya adalah kenyataan bahwa, belum tentu dalam satu tahun FSG menerbitkan 1 buku. Jadi, karyanya adalah pilihan.“Siapa yang menyangka? Anak udik seperti saya, yang kampungnya nun jauh di sana, tempat jin buang anak, buaya ada di sana – sini, listrik pun byar-pet (mati-hidup) belasan kali dalam sehari, bukunya diterbitkan oleh FSG di New York!” kata Andrea, masih dengan nada tak percaya.
Kembali pada Laskar Pelangi (The Rainbow Troops). Benar, setelah FSG mengumumkan akan meluncurkan buku ini pada awal 2013 nanti, maka berebutlah penerbit lain. Di antaranya Rizzoli, penerbit nomor 1 di Italia yang juga menerbitkan buku ‘Eat, Pray and Love’, Sunmark, salah satu penerbit terkemuka di Jepang, serta Hanser-Berlin, penerbit yang saat ini nomor 1 di Jerman. Ketiga penerbit itu sudah menandatangani kesepakatan dengan Kathleen, dan siap menyebarkan LaskarPelangi versi bahasa masing-masing. Saat ini sudah beredar pula Laskar Pelangi versi Korea. Wajar jika kemudian, Andrea mengaku tidak bisa tidur sepanjang tiga hari tiga malam berikutnya. Ia takjub bagaimana penguasa alam dan kehidupan membawanya meraih mimpi, dan memenuhi janji yang sempat ia ucap ,saat kelas 5 SD pada Ibu Muslimah, guru yang sangat dikaguminya.
“Aku ingin anak-anak muda di Indonesia memegang petuah dari ibuku. Jadilah bagian dari hal-hal besar di dunia ini. Karena hanya dengan itu kita bisa berbuat sesuatu untuk orang lain kan? Jadi jangan menjadi bagian dari masalah, tapi bagian dari solusi. Jangan menjadi orang yang menerima. Jadilah orang yang memberi,” pesan pria yang baru setahun belakangan memantapkan profesinya sebagai penulis ini.
Sumber : http://tabloidwanitaindonesia.net